Pemanasan global menjadi salah satu masalah lingkungan yang semakin serius di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu faktor utama yang menyebabkan pemanasan global adalah penggunaan bahan bakar fosil. Peran penggunaan bahan bakar fosil dalam pemanasan global di Indonesia memang tidak bisa diabaikan.
Menurut data yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Indonesia mengalami peningkatan suhu rata-rata sebesar 0,3 derajat Celsius setiap dekade sejak tahun 1970. Hal ini sejalan dengan peningkatan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil.
Menurut Prof. Rachmat Witoelar, Ketua Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI), “Pemanasan global adalah masalah yang kompleks dan membutuhkan kerja sama semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan industri untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.” Peran penggunaan bahan bakar fosil dalam pemanasan global di Indonesia sangat penting untuk dicermati dan dikendalikan.
Selain itu, Dr. Nur Masripatin, Direktur Jenderal Pengendalian Iklim dan Kualitas Udara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, juga menambahkan bahwa “Pengurangan penggunaan bahan bakar fosil dapat dilakukan melalui pengembangan energi terbarukan seperti energi surya dan angin, serta peningkatan efisiensi energi.”
Upaya untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dalam pemanasan global di Indonesia memang tidak mudah, namun bukan berarti tidak mungkin. Dengan kesadaran dan kerja sama semua pihak, perubahan positif dapat tercapai. Mari kita bersama-sama berkontribusi dalam menjaga bumi ini agar tetap lestari untuk generasi yang akan datang.