The Connection Between Air Travel and Climate Change


Terdapat hubungan yang erat antara perjalanan udara dan perubahan iklim. Ketika kita terbang dengan pesawat, kita secara tidak langsung turut serta dalam meningkatkan emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.

Menurut Dr. Stefan Gössling, seorang pakar pariwisata berkelanjutan dari Lund University, “Perjalanan udara adalah salah satu faktor utama yang menyumbang dalam emisi gas rumah kaca global.” Hal ini disebabkan oleh jumlah bahan bakar yang dibakar oleh pesawat selama penerbangan.

Menurut studi yang dilakukan oleh International Council on Clean Transportation, sektor penerbangan bertanggung jawab atas sekitar 2-3% dari total emisi gas rumah kaca global. Angka ini diprediksi akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan industri penerbangan yang pesat.

Namun, ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi dampak perjalanan udara terhadap perubahan iklim. Salah satunya adalah dengan memilih maskapai yang ramah lingkungan yang menggunakan teknologi yang lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar.

Menurut Chris Lyle, CEO dari Air Transport Action Group, “Industri penerbangan terus berupaya untuk mengurangi jejak karbonnya melalui inovasi teknologi dan operasional.” Hal ini termasuk penggunaan biofuel dan pesawat yang lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar.

Dengan kesadaran akan dampak perjalanan udara terhadap perubahan iklim, penting bagi kita untuk mempertimbangkan pilihan transportasi yang lebih ramah lingkungan, seperti kereta api atau bus, ketika memungkinkan. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga bumi ini agar tetap lestari untuk generasi mendatang.