Menelusuri penyebab kematian karang akibat pemanasan global di ekosistem terumbu karang menjadi perhatian utama para ilmuwan dan ahli lingkungan. Karang merupakan salah satu organisme yang sangat rentan terhadap perubahan suhu air laut akibat pemanasan global.
Menurut Dr. Rudy Soeharsono, seorang ahli kelautan dari Institut Teknologi Bandung, pemanasan global menyebabkan peningkatan suhu air laut yang dapat menyebabkan bleaching pada karang. “Bleaching adalah kondisi dimana karang kehilangan warna akibat stres yang disebabkan oleh perubahan suhu air laut,” jelas Dr. Rudy.
Dampak bleaching pada karang sangat serius, karena karang yang mengalami bleaching cenderung mati dan meninggalkan ekosistem terumbu karang yang sudah rapuh. Menurut data dari World Wildlife Fund (WWF), sekitar 75% terumbu karang di dunia telah mengalami bleaching akibat pemanasan global.
Selain bleaching, pemanasan global juga dapat menyebabkan asam laut yang berdampak buruk pada karang. Menurut Prof. Dr. Susi Pudjiastuti, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, asam laut dapat menghambat pertumbuhan karang dan merusak struktur kalsium karang.
Upaya untuk mengatasi kematian karang akibat pemanasan global perlu segera dilakukan. Dr. Rudy menyarankan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan melindungi ekosistem terumbu karang dari aktivitas manusia yang merusak. “Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian ekosistem terumbu karang demi keberlangsungan hidup karang dan keanekaragaman hayati laut lainnya,” tambah Dr. Rudy.
Dengan kesadaran dan tindakan bersama, diharapkan kematian karang akibat pemanasan global dapat dikurangi dan ekosistem terumbu karang tetap lestari untuk generasi mendatang.