Pemanasan global telah menjadi ancaman terbesar bagi ekosistem laut Indonesia. Hal ini disebabkan oleh peningkatan suhu permukaan bumi akibat emisi gas rumah kaca yang terus meningkat. Menurut data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu permukaan laut di perairan Indonesia telah meningkat sebesar 0,3 derajat Celsius setiap dekade sejak tahun 1980.
Menurut Dr. M. Ridwansyah, seorang ahli kelautan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), pemanasan global telah menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang signifikan di perairan Indonesia. “Pemanasan global telah menyebabkan terjadi pemutihan terumbu karang yang mengakibatkan kerusakan ekosistem laut yang sangat luas,” ujarnya.
Selain itu, pemanasan global juga berdampak pada peningkatan tinggi permukaan air laut yang dapat menyebabkan banjir di pesisir-pesisir Indonesia. Hal ini diperparah dengan adanya penebangan hutan mangrove sebagai akibat dari eksploitasi lahan untuk kepentingan industri.
Menurut Dr. Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, “Pemanasan global bukan hanya ancaman bagi ekosistem laut Indonesia, tetapi juga bagi kehidupan manusia. Kita harus segera mengambil tindakan nyata untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memperbaiki kondisi ekosistem laut.”
Para ahli meyakini bahwa upaya perlindungan terhadap ekosistem laut Indonesia harus segera dilakukan untuk mengatasi ancaman pemanasan global. “Kita harus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan laut dan melakukan konservasi terhadap sumber daya laut,” ujar Prof. Dr. Rani Diana, seorang ahli biologi kelautan dari Universitas Indonesia.
Dengan demikian, pemanasan global memang menjadi ancaman terbesar bagi ekosistem laut Indonesia. Namun, jika kita semua bersatu untuk menjaga lingkungan laut, kita masih memiliki harapan untuk melestarikan kekayaan laut Indonesia bagi generasi mendatang.